Beberapa waktu lalu di sebuah situs pemberitaan disebutkan bahwa Indonesia masih termasuk ke dalam daftar hitam negara yang tingkat pembajakannya tinggi. Tidak hanya bajak software, tapi juga lagu/musik, film, barang elektronik, buku, dll. Kata seorang rekan, “wajarlah…, Indonesia kan negara agraris”. Sempat bingung apa maksudnya, ternyata pembajakan yang dia maksud adalah membajak sawah. :D
Anyway, ngomong-ngomong soal software, dunia teknik sipil tentu saja tidak mau ketinggalan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya IT sebagai penunjang, baik itu dalam hal studi, penelitian, maupun praktek di lapangan. Pada jaman dahulu kala… ah.. kok kayak mendongeng.. cari kalimat lain! Pada suatu masa di China… halah.. ini mah terjemahan judul pilem paman Jet Lee, Once Upon A Time in China. Baiklah.. sedikit teknis dan serius,.. Beberapa dekade lalu (hmm.. sounds better… go on!)… Beberapa dekade lalu, waktu komputer masih menjadi perangkat yang mahal, penggunaan komputer di dunia teknik sipil masih terbatas. Seperti yang kita tahu (kita refers to para praktisi dan akademisi dunia teknik sipil), secara garis besar, tahapan kerjaan para penggelut teknik sipil dalam hal mendesain suatu bangunan sipil bisa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) pemodelan yaitu menentukan bentuk wujud dan rupa bangunan itu maunya seperti apa; (2) perhitungan, meliputi analisis dan desain; dan terakhir (3) diwujudkan dalam bentuk gambar, lebih spesifik lagi gambar teknik.
Tahap pemodelan awal atau preliminary mungkin tidak butuh software khusus, mengingat sifatnya yang masih sangat fleksibel, bisa mengalami perubahan drastis dalam waktu yang cukup singkat. Kalopun ada software untuk keperluan ini, software itu harus sangat mudah dalam hal pengoperasiaannya. Jangan sampai kerjaan sederhana berubah jadi rumit gara-gara software yang tidak bersahabat.
Bagaimana dengan tahap perhitungan. Namanya juga hitung-hitungan, semakin rumit hitungan, semakin puyeng jadinya. Untung ada mesin pintar yang bernama komputer. Eh, sepintar-pintarnya komputer, manusia itu masih lebih pintar… lha yang bikin komputer kan manusia juga! Jadi, kalo ada komputer atau software yang pintar, berarti pembuatnya jauh lebih pintar. Kalo ada komputer atau software yang bego, lemot, suka menggantung alias nge-hang, berarti yang bikin itu juga orang yang pintar, tapi kan namanya juga manusia, tidak luput dari kesalahan.. :D. Duh, mulai keluar jalur nih. Baeklah… untuk proses perhitungan, ternyata memang sudah lama diciptakan (duh, kalo pake istilah “menciptakan” kedengarannya seperti mau menyaingi kekuasaan Allah Yang Maha Agung ya?), baeklah ganti kata!!. Untuk proses perhitungan baik itu analisis dan desain, memang dari dulu dari jaman komputer batu sudah dibuat semacam algoritma yang dapat membantu orang melakukan perhitungan-perhitungan yang rumit yang sangat lama jika dikerjakan secara manual. Software primitif itu pun hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu yang menguasai bahasa mesin, mulai dari mesin tik, mesin jahit sampai mesin pompa air. :D Ah, mulai ngaco nih.
Intinya, kalo familiar atau pernah dengar istilah FORTRAN, NASTRAN, BASIC, PASCAL, dkk, artinya sudah kebayang kode-kode rumit aneh bin ajaip namun punya kemampuan yang luar biasa dalam membantu memecahkan sebuah masalah, terutama dalam hal hitung-hitungan, lebih khusus lagi di dalam dunia teknik sipil. Nggak hanya teknik sipil kok yang mengaplikasikan bahasa mesin purba tersebut, teknik-teknik yang lain juga begitu, teknik mesin, teknik penerbangan, teknik menjahit, teknik melipat kertas, sampai teknik menyanggul rambut. (&#$!@&!!?).
Bagaimana dengan jaman canggih sekarang ini? Kata orang, jaman ini adalah jaman teknologi dan informasi, dunia semakin menyempit, dan waktu terasa berputar semakin cepat. Semua itu karena perkembangan teknologi komputer yang suaangat pesat! Analisis dan design struktur pun selalu mengekor sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja software analisis struktur yang populer di bidang ini? Kalo kita di Indonesia, ilmu teknik sipil masih cenderung berkiblat ke Amerika, tak heran kalo standar perencanaannya pun “serupa” dengan yang digunakan di negeri Paman Obama tersebut. Software juga demikian. Produk buatan Amerika lebih banyak dikenal di Indonesia. Rasanya tidak ada yang tidak mengenal trio CSI : SAP, ETABS, dan SAFE yang menduduki peringkat teratas. Di bawahnya ada beberapa produk yang tidak kalah ampuh, seperti SANS, TEKLA X-STEEL, STAAD, SPACE GASS, MICROSTRAN, dll. Tapi, apapun softwarenya, secanggih apa pun fiturnya, ada satu komponen penting yang tidak bisa dimiliki oleh sebuah software, yaitu “sense of engineering”. Sense ini yang mewajibkan setiap pengguna software analisa & desain struktur untuk mengetahui ilmu “mekanika struktur” atau “analisa struktur” atau sejenisnya, dan ilmu tersebut sangat jarang diperoleh dengan otodidak, walaupun sebenarnya bisa.
Terakhir, untuk proses penggambaran atau drafting, software yang dikembangkan sepertinya didominasi oleh produk AutoDesk, seperti AutoCAD dan para supporternya. 3DSMAX juga banyak digunakan terutama untuk pemodelan 3D karena lebih optimal dalam urusan 3D-3D-an.
Nah, sebagai seorang pengguna software teknik sipil, apakah masih pakai software bajakan? Atau yang original? Lagi-lagi ini seperti buah simalakama, maju kena mundur kena, yang ini salah yang itu salah. Perang antara bajakan vs original sepertinya belum menunjukkan tanda-tanda mau mereda. Itu hak pribadi masing-masing. Saya hanya keluarkan satu kata, “TERSERAH”. Hidup itu penuh pilihan, termasuk memilih software, mau pake bajakan atau original. Kalau kami sendiri, kami sangat menghormati hasil kerja keras orang lain. Saat ini kami dominan menggunakan software original, terutama dalam urusan “mencari nafkah”. Tapi untuk urusan yang iseng, suka-suka, menyalurkan hob
http://duniatekniksipil.web.id/204/softwaretekniksipil/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar